Jelang Idul Adha, Apakah Kurban Setiap Tahun Atau Cukup Sekali Seumur Hidup? Ini Kata Buya Yahya

Jelang Idul Adha, Apakah Kurban Setiap Tahun atau Cukup Sekali Seumur Hidup? Ini Kata Buya Yahya

Jelang Idul Adha, Apakah Kurban Setiap Tahun atau Cukup Sekali Seumur Hidup? Ini Kata Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM – Pada Hari Raya Idul Adha, umat Muslim biasanya akan berkurban baik itu sapi atau kambing.

Namun yang menjadi pertanyaan, apakah kurban ditangani setiap tahun atau cukup sekali seumur hidup?

Mengenai apakah kurban setiap tahun atau sekali seumur hidup, berikut ini diterangkan oleh Buya Yahya dalam kajian yang dakwah diunggah dalam jalan masuk YouTube Al-Bahjah TV pada 25 Juni 2023.

Dalam kajiannya Buya Yahya menyodorkan bahwa kurban itu diusulkan ditangani setiap tahun bukan sekali seumur hidup.

“Berkurban dianjurkan, disunahkan setiap tahun ya,” kata Buya Yahya.

Selama ini seringkali tersebar pikiran di penduduk yang salah bahwa berkurban cukup sekali seumur hidup padahal tidak mirip itu kebenarannya.

“Ini orang sering salah paham, bukan seumur hidup sekali, namun setiap tahun,” sambung Buya Yahya.

Kurban diusulkan setiap tahun di saat tiba bulan haji.

“Setiap tahun kurban, kapan tiba bulan haji, maka disunahkan kita untuk puasa arafah,
disunahkan kita menyembelih kurban,” imbuh Buya Yahya.

Lanjut Buya, kurban ini diumpamakan mirip shalat dhuha.

Ketika pagi datang, kita diusulkan shalat dhuha, begitupula dengan kurban, di saat bulan haji datang, maka kita diusulkan berkurban.

“Makanya ada orang berkata saya sudah kurban tahun yang lalu, tahun yang kemudian ya yang kemudian dong, yang sekarang, kini dong,” tambah Buya Yahya.

Kurban yang anda laksanakan pada bulan haji tepatnya di saat Idul Adha tiba, pahala yang anda temukan sungguh besar dibandingkan di saat anda menyembelih binatang pada hari lainnya.

Maka dari itu, sambung Buya Yahya, kalau anda sudah mapan, mulai niatkan hari ini untuk berkurban biar tidak menyesal sebuah hari nanti.

“Kalau anda sudah mapan niat hari ini untuk kurban, kurban agar anda tidak rugi, nyesel anda nanti,” kata Buya Yahya.

Apalagi jikalau anda suda biasa bersedekah, tetapi di saat Idul Adha tiba anda tidak berkurban, anda akan rugi.

Pasalnya, berkurban pada bulan haji jauh lebih banyak pahala dibandingkan dari sedekah pada hari-hari biasanya yang anda lakukan.

“Anda sanggup beramal sedekah sana sini, tetapi waktu masuk kurban anda tidak berkurban,
anda rugi. Bukankah dihari yang kemudian anda sedekah ingin dapa pahala? Sekarang ada pahalanya dilipat gandakan, kenapa kok kita tidak berkurban?,” pungkas Buya Yahya.

Bolehkah Berkurban Pakai Hewan Kambing Betina di saat Hari Raya Idul Adha? Ini Hukumnya Kata Buya Yahya

Jelang hari raya Idul Adha, banyak orang bertanya-tanya, bolehkah ber kurban pakai kambing betina

Terkait boleh atau tidaknya ber kurban pakai kambing betina, Buya Yahya menampilkan penjelasan.

Menjelang hari raya Idul Adha, bervariasi persepsi beredar perihal kurban ini, seringkali timbul pertanyaan dari penduduk awam perihal aturan kurban dengan menggunakan kambing betina.

Beberapa orang mengklaim bahwa kurban mesti ditangani dengan menggunakan kambing jantan.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan merujuk pada pertimbangan ulama, dalam hal ini Buya Yahya.

Dikutip dalam video YouTube Al Bahjah TV yang diunggah pada situs web resmi albahjah.or.id, Buya Yahya memastikan bahwa pendapatnya bukanlah analisa pribadi, melainkan mengacu pada pertimbangan para ulama.

Menurut klarifikasi Buya Yahya, sah sah saja ber kurban menggunakan kambing betina.

“Menurut para ulama, tidak ada larangan dalam agama untuk melaksanakan kurban dengan menggunakan kambing betina,” kata Buya Yahya.

Meskipun demikian, lazimnya disarankan untuk menggunakan kambing jantan.

Hal ini dikarenakan kambing jantan condong memiliki postur yang lebih gagah dan besar lengan berkuasa dibandingkan kambing betina.

“Jadi bukan dari jenis kelaminnya, melainkan dari beratnya, dan memang biasanya kambing jantan memiliki berat dan ukuran yang lebih besar dibanding kambing betina. Kaprikornus menurut para ulama, aturan kurban dengan kambing betina ya sah sah saja,” sambungnya.

Lebih lanjut Buya Yahya menyampaikan bahwa berbagai kesalahpahaman perihal Kurban yang terjadi di masyarakat.

Misalnya saja perihal cara memutuskan mutu binatang kurban, mirip ukuran tanduk yang besar dan gigi yang sudah tanggal.

Tanduk yang besar dan gigi yang tanggal menampilkan usia kambing yang sudah dewasa, diamana kambing yang lebih cukup umur biasanya lebih berat dibanding kambing yang masih kecil.

“Namun bukan gigi dan tanduknya yang kita jadikan teladan utama, tanduk besar, gigi tanggal namun kalau kambingnya kurus, ya kurang baik juga kan,” imbuhnya.

Intinya, dalam memutuskan binatang kurban disarankan lebih menitikberatkan pada mutu daging yang mau disuguhkan selaku kurban.

Dalam melakukan ibadah kurban, penduduk diusulkan untuk mengikuti aliran yang sudah ditetapkan oleh agama.

Salah satu kesalahan biasa yang perlu diperbaiki yaitu pikiran bahwa kurban ditangani sekali seumur hidup mirip ibadah haji.

Di desa desa, banyak juga kesalahpahaman mirip ini, mereka menilai bahwa kurban cuma perlu ditangani sekali seumur hidup, padahal kurban yaitu ibadah yang disunnahkan dilaksanakan seetiap tahun di saat hari raya idul adha,

Selain kesalahpahaman diatas, banyak juga kesalahan-kesalahan lainnya.

Dalam kesimpulannya, Buya Yahya menekankan bahwa aturan kurban dengan menggunakan kambing betina tidaklah menjadi larangan dalam agama.

Meskipun lazimnya disarankan menggunakan kambing jantan, hal ini lebih berhubungan dengan pertimbangan mutu dan kekuatan binatang kurban.

Ibadah kurban ialah ibadah yang sunnah dan diusulkan untuk ditangani setiap tahun di saat Idul Adha, selaku bentuk dedikasi dan pengorbanan yang mendekatkan diri terhadap Allah SWT serta menolong sesama.

“Yang paling penting dalam kurban yaitu niat yang ikhlas, ketaqwaan, serta meningkatkan rezeki dengan sesama,” pungkas Buya Yahya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)


Posted

in

by

Tags: