7+ Fase Sintaks Persoalan Based Learning (Pbl) Meningkatkan Metakognitif Siswa

Umumnya terdapat 5 tahap yang terdapat pada sintaks dilema based learning. Namun berdasarkan Faridha Muayyadatiddieny, dkk (2015) menyertakan 2 tahapan lagi untuk memajukan metakognitif siswa. Apa saja sintaks PBL tersebut?

Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan, secara umum dikuasai siswa mendapatkan banyak sekali info dengan cara menghafal. Akibatnya, siswa mengalami kendala dikala memakai pengetahuan tersebut untuk menghadapi suasana masalah yang mereka hadapi.

Sehingga mampu dibilang bahwa keterampilan siswa dalam menyelesaikan problem sangat rendah. Terutama memadukan wawasan yang mereka peroleh melalui proses belajar mengajar selama ini.

Dengan demikian, sobat perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang bisa memajukan masalah solving skil siswa. Selain itu, bisa memperbaharui pengetahuan yang siswa peroleh menjadi sebuah metakognitif.

Model pembelajaran yang paling sesuai untuk sahabat pakai ialah Problem Based Learning. Menurut Rusman (2011, halaman 243), ada 5 fase sintak PBL yaitu selaku berikut:

Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Orientasi Masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, kebutuhan yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan persoalan.
Fase 2
Mengorganisir Siswa
Membantu siswa mendefinisikan dan mengatur peran-tugas pembelajaran yang bekerjasama dengan masalah.
Fase 3
Membimbing Pengalaman Siswa
Memberikan dorongan kepada siswa supaya mengumpulkan informasi yang sempurna. Untukmendapatkan pemecahan persoalan, siswa perlu bereksperimen lebih lanjut.
Fase 4
Mengembangkan dan Presentasi Hasil
Membantu siswa dengan pekerjaan yang cocok seperti merencanakan dan mempersiapkan laporan, dan membantu mereka dengan aneka macam peran dengan sahabat.
Fase 5
Analisis dan Evaluasi
Membantu siswa merefleksikan atau mengecek terhadap proses penyelidikan mereka.

Maka berdasarkan sintaks model pembelajaran persoalan based learning (PBL) tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa pada permulaan pembelajaran siswa mesti mampu merumuskan persoalan untuk dipecahkan.

Sedangkan tugas guru adalah membimbing siswa dan menawarkan aneka macam sumber belajar yang berkaitan. Selanjutnya siswa harus bisa menganalisis sumber masalahnya dengan melihatnya dari sudut pandang berbeda.

Kemudian siswa mengambil solusi, sehingga guru akan menganalisa balasan yang sudah siswa peroleh.

7 Fase Sintaks Problem Based Learning (PBL)

Dalam pembelajaran yang terjadi selama ini, siswa cuma menerima apa yang guru kemukakan, dan tidak ada pemikiran kritis selama proses pembelajaran. Sehingga saat siswa menemui duduk perkara, siswa cenderung diam dan menyerah.

Banyak upaya yang sudah guru lakukan untuk menyebarkan kesanggupan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Salah satunya adalah mengubah versi pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru atau TCL (Teacher Centered Learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa atau SCL (Student Centered Learning) dengan berbasis persoalan atau PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah).

Dalam pembelajaran TCL, sumber mencar ilmu siswa hanya berasal dari guru, dan komunikasi bersifat satu arah. Siswa juga terbatas dalam kesanggupan berpikir kritis, dan pembelajaran bersifat pasif.

Oleh alasannya adalah itu, versi pembelajaran TCL seperti ini akan berdampak pada pembentukan huruf siswa yang pasif, tak maumenjajal , dan mudah menyerah ketika menghadapi persoalan.

Sedangkan pembelajaran berbasis duduk perkara berdasarkan Suyadi (2013) yakni sistem pembelajaran yang memulainya dengan memberikan problem yang hendak siswa cari solusinya. Namun siswa membutuhkan wawasan gres berbentukmetakognitif untuk memecahkan dilema tersebut.

Sintaks PBL Fase 1: Pembentukan Kelompok Heterogen

Pada tahap ini, guru membagi siswa menjadi kelompok-kalangan yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok ini berisikan siswa yang mempunyai kemampuan berpikir rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dan usulan satu sama lain.

Semua tujuan pembelajaran dan hukum tim perlu dikomunikasikan kepada siswa di awal pembentukan kalangan.

Dengan cara ini, selama siswa mengkonstruksi desain, siswa dapat mengerti bahan apa yang akan diajarkan dan meminimalisir nuansa pembelajaran kompetitif antar individu.

Aturan kegiatan kelompok ialah:

  • Anggota kelompok harus melakukan pekerjaan sama dan saling mendukung.

Pada tahap ini, guru membagi siswDengan cara ini, semua siswa mampu mengetahui persoalan yang dibahas dan bekerja sama untuk mencari solusi.

  • Setiap anggota tim sadar akan tanggung jawabnya masing-masing.

Tanggung jawab berkonsentrasi pada acara anggota tim, menolong belajar satu sama lain dan memutuskan bahwa setiap anggota tim siap untuk melakukan kuis dan bentuk evaluasi yang lain secara mandiri.

  • Memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran ini.

Reward di simpulan pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih senang dalam acara berguru dan memungkinkan siswa untuk berbuat lebih baik menjadi kelompok-golongan yang beranggotakan 4-5 orang.

Sintaks PBL Fase 2: Memberikan Konflik

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mempunyai ciri utama yaitu guru memaparkan dan memperlihatkan suatu fenomena (duduk perkara) kepada siswa pada permulaan pembelajaran. Akan lebih baik pada tahap ini, guru menyuguhkan pertanyaan terkait fenomena sehari-hari di dunia aktual.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih berkonsentrasi terhadap dilema yang ada. Sehingga memungkinkan siswa untuk belajar tidak cuma desain yang berkaitan dengan persoalan, namun juga tata cara ilmiah untuk memecahkan persoalan.

Dengan demikian siswa tidak cuma memahami desain yang berkaitan dengan duduk perkara yang mereka hadapi. Namun menemukan pengalaman mencar ilmu terkait penerapan sistem ilmiah untuk memecahkan dilema dan mengembangkan keterampilan dalam acuan berpikir kritis.

Mulanya sintaks Problem Based Learning (PBL) adalah dengan persoalan yang menyebabkan ketidakseimbangan kognitif pada siswa.

Situasi ini mampu merangsang rasa ingin tahu, yang mampu menimbulkan banyak sekali pertanyaan seputar dilema. Maka saat siswa mempunyai masalah, motivasi yang muncul dalam diri sendiri untuk berguru akan meningkat.

Sintaks PBL Fase 3 : Mengidentifikasi Masalah

Fokus pembelajaran PBL adalah pada pemilihan persoalan, memungkinkan siswa untuk belajar tidak hanya rancangan-desain yang berhubungan dengan masalah, namun juga pendekatan ilmiah untuk pemecahan problem. Metode ilmiah yaitu rencana siswa untuk memecahkan masalah tertentu.

Keterampilan perencanaan ini yaitu keahlian yang memberikan strategi metakognitif yang muncul. Keterampilan pemecahan problem dengan menggunakan sistem saintifik akan membimbing dan mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi, atau berpikir kritis siswa, ketika mereka melakukan operasi mental mirip induksi, deduksi, penjabaran, dan akal budi. (Baca Juga: Berbagai Jenis Kecerdasan Manusia)

Pada fase ketiga dalam sintaks PBL ini, siswa akan melakukan kegiatan penyeleksian dan pembuatan daftar cara terbaik untuk memecahkan dilema.

Peran guru dalam sintaks Problem Based Learning pada fase ketiga ini hanya sebatas fasilitator untuk membimbing apa yang dibutuhkan untuk memecahkan problem, apa yang mesti dilaksanakan atau bagaimana melakukannya, dll.

Maka guru akan membimbing dan memberikan bantukan terhadap siswa biar mereka bisa berpikir metakognitif, memungkinkan mereka untuk berbagi kesadaran proses berpikir, membuatkan strategi pemecahan masalah, dan mengawasi keberhasilan strategi pada sintaks Problem Based Learning (PBL).

Fase 4 : Penyelesaian Masalah

Setelah siswa menyusun strategi pemecahan duduk perkara pada tahap sebelumnya, mereka dapat memakai taktik yang sudah mereka susun pada tahap ini. Inti dari PBL ialah pemeriksaan, suatu acara yang menghimpun data dan eksperimen, hipotesis, dan interpretasi untuk memecahkan duduk perkara.

Sehingga pada fase ini, guru perlu menunjukkan dorongan biar siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dikala menghimpun data dan info dari berbagai sumber. Tujuannya ialah agar siswa mengumpulkan gosip yang cukup untuk membuat dan membangun inspirasi-ide mereka sendiri.

Guru juga mengajukan pertanyaan terhadap siswa untuk menimbang-nimbang duduk perkara dan jenis isu yang diharapkan untuk hingga pada penyelesaian yang masuk akal untuk masalah tersebut.

Untuk sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah pada fase keempat ini, sungguh memerlukan administrasi informasi yang bagus, dimana siswa mengatur, isu mana yang diperlukan dan cocok untuk memecahkan duduk perkara, dan gosip mana yang tidak dibutuhkan.

Juga, selama proses ini, siswa memantau atau memantau apakah seni manajemen yang mereka gunakan di awal ialah strategi yang paling efektif. Misalnya, seorang siswa menghimpun data suhu dan kelembaban.

Kemudian beliau mulai menambahkan daftar angka yang panjang dan menyadari bahwa pekerjaannya akan lebih singkat dan akurat jika ia memakai acara spreadsheet (Microsoft Office Excel).

Selanjutnya mengawasi proses berpikir yang konsisten dan membuat pergeseran yang diperlukan ialah salah satu kemampuan metakognitif yang timbul yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. (Baca Juga: Trik Melatih Disiplin Diri)

Fase 5 : Penyajian Hasil

Tahap penyajian hasil dapat dikerjakan dengan mempresentasikannya di depan kelas. Persentase ini mampu diikuti dengan laporan tertulis, atau penyajian multimedia mampu digunakan. Tentu saja, cara hasil ini disajikan sungguh dipengaruhi oleh tingkat berpikir siswa.

Sedangkan golongan lain akan mengikuti proses penghidangan hasil dan memberikan komentar (pertanyaan, kritik, atau saran) tentang hasil karya dari kalangan penyajian.

Guru membantu dengan presentasi dan diskusi antara golongan presenter dan golongan non-presenting lainnya. Setiap siswa dalam kelompoknya mampu secara aktif dan bebas mengemukakan pendapatnya.

Oleh alasannya itu, tugas guru dalam sintaks Problem Based Learning (PBL) untuk fase kelima yakni mendorong siswa untuk aktif mengungkapkan pendapatnya.

Fase 6: Rekontruksi Konsep

Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk merangkum apa yang dapat mereka lakukan dan desain apa yang mereka peroleh dari kegiatan ini. Pada tahap ini, guru memperkuat konsep terhadap siswa agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Sintaks PBL Fase 7 : Evaluasi

Tahap ini ialah tahap simpulan dari sintaks Problem Based Learning (PBL). Perancangan tahap evaluasi bermaksud untuk menolong siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan investigasi dan intelektual yang mereka gunakan.

Pada tahap ini, guru meminta siswa untuk merekonstruksi pedoman dan acara yang terjadi dalam proses pembelajaran.

  • Kapan mereka pertama kali mendapatkan citra yang terang perihal masalahnya?
  • Kapan mereka percaya pada penyelesaian tertentu?
  • Mengapa mereka lebih gampang menerima penjelasan daripada yang lain?
  • Mengapa mereka menolak penjelasan tertentu?

Tentunya masih banyak lagi soal yang bisa dijadikan evaluasi dalam model pembelajaran PBL metakognitif ini. Di final sintaks Problem Based Learning, guru akan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang paling aktif sebagai bentuk penilaian untuk kinerja terbaik mereka dalam kegiatan pembelajaran.

Akhir Kata

Problem Based Learning (PBL) yakni versi pengajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar berpikir kritis dan mengembangkan keahlian memecahkan persoalan terkait dalam kehidupan sehari-hari di dunia konkret.

Sintaks Problem Based Learning (PBL) berfokus pada duduk perkara yang guru pilih. Selanjutnya memungkinkan siswa untuk berguru tidak hanya desain-konsep yang berhubungan dengan duduk perkara, namun juga pendekatan ilmiah untuk pemecahan duduk perkara.

Oleh karena itu, siswa tidak cuma mesti mengerti konsep-rancangan yang berkaitan dengan dilema yang menjadi sentra perhatian. Tetapi juga harus mendapatkan pengalaman berguru yang berkaitan dengan penerapan metode ilmiah untuk memecahkan duduk perkara dan mengembangkan keterampilan dalam contoh berpikir kritis.

Sumber: https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7750/2/PROS_Faridha%20M%2C%20Solatun%20Nur%20L%2C%20Wara%20IN_Potensi%20Sintaks_fulltext.pdf


Posted

in

by