Terdapat 11 kunci penting yang harus sobat amati dikala mengajar memakai Blended Learning. Sehingga mampu memperlihatkan imbas pada hasil berguru siswa menjadi lebih maksimal.
Model Pembelajaran Blended Learning ialah salah satu alternatif versi pembelajaran yang menjadi opsi mempesona untuk digunakan. Karena keunggulannya mengakibatkan proses mencar ilmu mengajar tanpa terbatas oleh jarak dan waktu.
Artinya siswa bisa berguru dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa pun. Sedangkan guru bisa mengkombinasikan banyak sekali hal dengan teknologi. Seperti memakai video, animasi, ebook, video streaming, audio, gambar, dan masih banyak lagi.
Kunci Sukses Blended Learning Menurut Jared A. Carman, (2005)
Namun Menurut Jared A. Carman, (2005), sahabat perlu memperhatikan 5 Kunci Sukses Menggunakan Blended Learning Saat Mengajar, yaitu:
Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap paras (teacher-led instruction) yang tersinkronisasi pada waktu dan tempat yang serupa (kelas) atau pada waktu yang serupa tetapi di lokasi yang berbeda (misalnya kelas virtual).
Beberapa guru berasumsi, bahwa mencar ilmu tatap tampang lebih dominan saat menerapkan blended learning.
Namun, ada baiknya mendesain apalagi dulu contoh berguru tatap paras menjadi sedemikian rupa, sehingga dapat meraih tujuan sesuai keperluan siswa.
Dengan memakai live event, guru bisa mengkombinasikan teori behaviorisme, kognitivism dan konstructivism. Jadi terjadi pembelajaran yang lebih mempunyai arti.
Self-Paced Learning
Memungkinkan guru untuk menggabung blended learning dengan pembelajaran berdikari, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan memakai banyak sekali konten (materi pembelajaran)
Kaprikornus guru harus telah merancang terlebih dulu kegiatan untuk pembelajaran mandiri, mirip media berbasis teks atau berbasis multimedia (video, animasi, dll.)
Maka siswa mampu belajar kapanpun dimanapun, mampu mencar ilmu dengan banyak sekali media offline, mirip buku, gambar, audio atau kombinasinya.
Dalam suasana ketika ini, bahan bimbing tersebut dapat online (lewat web atau lewat perangkat seluler, dalam bentuk: streaming audio, streaming video, eBook, dll) atau offline (dalam CD, atau media cetak).
Collaboration Blended Learning
Untuk mensukseskan blended learning, sangat perlu mengkolaborasikan berbagai hal yang mampu meningkatkan pembelajaran yang terjadi.
Oleh alasannya adalah itu, guru harus bisa memakai berbagai bentuk kerja sama untuk memadukan pembelajaran, mampu dengan kolaborasi peer-to-peer, atau antara peserta pembelajaran dan guru, lewat chat room, whatsapp, forum, email, website/blog, ponsel dan lain-lain.
Tentunya tujuan dari kolaborasi ialah untuk membangun wawasan dan keterampilan melalui proses dan interaksi sosial dengan orang lain.
Selain itu mampu juga mengembangkan soft-skill siswa melalui perpaduan dengan versi pembelajaran problem solving dan project based learning.
Assessment Blended Learning
Dalam model pembelajaran ini, guru harus mampu memadukan beberapa jenis penilaian, tergolong tes dan non-tes, atau evaluasi yang lebih realistis dalam bentuk proyek, produk, dll.
Maka perlu mempertimbangkan campuran dari evaluasi online dan penilaian offline. Hal ini memberikan fasilitas dan kelonggaran bagi penerima untuk belajar mengikuti atau menilai.
Performance Support Materials
Jika kita ingin menggabungkan pembelajaran tatap paras dan virtual, tentukan sumber daya yang mendukungnya telah siap, dengan atau tanpa.
Materi pembelajaran disiapkan dalam bentuk digital, baik peserta pembelajaran dapat mengakses materi pembelajaran secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online.
Jika pembelajaran online mampu memakai e-learning berbasis web. Namun juga mesti memastikantikan juga bahwa aplikasi tata cara terpasang dengan benar, gampang untuk siswa saluran.
Kunci Sukses Blended Learning Menurut Profesor McGinnis (2005)
Namun, pihak lain ialah Profesor McGinnis (2005) dalam artikelnya yang berjudul ‘Building A Successful Blended Learning Strategy’. Beliau menyarankan 6 hal yang perlu guru amati manakala mengadakan model pembelajaran tersebut.
Ke-enam hal tersebut ialah sebagai berikut:
Konsistensi Bahan Ajar Blended Learning
Guru perlu mengikuti secara konsisten tentang setiap peraturan dan kebijakan pemerintah terkait penerapan pembelajaran jarak jauh dengan blended learning.
Selain itu, guru juga harus konsisten dalam penggunaan materi bimbing yang tepat untuk menunjang acara berguru siswa menjadi lebih baik.
Keseriusan
Guru perlu merespon secara serius dikala menerapkan alternatif model pembelajaran jarak jauh ini, utamanya dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dengan rancangan tersebut, harus bisa menunjukkan dorongan kepada siswa untuk cepat mengikuti keadaan dengan pembelajaran jarak jauh. Sehingga menciptakan mereka menjadi belajar secara mandiri.
Guru Update Media Blended Learning
Pada era kedigdayaan teknologi dan informasi mengakibatkan media pembelajaran menjadi lebih beraneka ragam. Sehingga menuntut guru untuk mengupdate diri dengan mempergunakan media yang ada dengan sebaik mungkin, biar mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan benar.
Peran guru dalam menyebarkan media blended learning sangat perlu guru perhatikan untuk mempengaruhi proses pembelajaran.
Guru yang tidak dapat menerangkan dengan baik dan kurang menguasai materi yang didik, bisa menyebabkan kurangnya dorongan siswa untuk menguasai materi.
Dalam konteks ini, guru berperan penting dalam mengembangkan media pembelajaran, sebab guru yakni pendidik sekaligus fasilitator siswa. Peran guru dalam pengembangan media bermacam-macam menyesuaikan situasi dan keadaan yang mau guru hadapi.
75% Online, 25% Tatap Muka
Belum ada alokasi waktu yang baku yang sempurna untuk menentukan alokasi waktu ideal menerapkan blended learning.
Namun, sobat mampu mengawali dengan rumus orisinil 75:25, karena menghabiskan 75% waktu belajar secara online dan 25% dihabiskan secara langsung (panduan).
25% Untuk Kelas Remedial
Guru bisa mengalokasikan 25% waktu untuk kelas bimbingan berguru, bagi siswa yang tertinggal, nilai rendah (remedial). Tetapi kalau ini tidak memungkinkan, contohnya, sebagian besar siswa mengharapkan pengajaran tatap wajah.
Maka 25% dari waktu yang tersedia dapat berguna untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami isi buku teks.
Kepemimpinan Guru
Kepemimpinan seorang guru tidak hanya tentang peran guru dalam berinteraksi dengan siswa dalam kelas. Namun juga mencakup tugas guru dalam berinteraksi dengan orang bau tanah siswa
Apalagi selama proses blended learning terdapat pembelajaran jarak jauh yang harus terkontrol dengan adanya sumbangan dari tugas orang bau tanah. Dengan kepemimpinan, guru mampu memajukan kesuksesan pembelajaran dengan baik.
Akhir Kata
Pembelajaran jarak jauh bukanlah peran yang sulit alasannya pertumbuhan teknologi informasi berkembang pesat.
Kemudahan dalam mengakses internet menimbulkan teknologi selaku opsi yang tepat untuk kegiatan pembelajaran, sebab siswa dapat mengakses internet kapan saja, di mana saja.
Oleh sebab itu, versi pembelajaran Blended Learning mampu sebagai alternatif pendidikan jarak jauh yang bisa menghubungkan antara guru dan siswa. Sehingga menawarkan pembelajaran menjadi lebih optimal, guru harus mengamati 11 kunci berhasil menggunakan Blended Learning dikala mengajar.