
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Perbedaan fundamental antara kendaraan beroda empat konvensional (Internal Combustion Engine atau ICE) dengan yang berteknologi bibit unggul dan listrik ada pada prosedur dapur pacunya.
Baik eksterior maupun interior mobil, serta fitur yang ada nyaris tak berubah. Oleh alasannya itu, sebagaimana dibilang Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, kendaraan beroda empat konvensional sanggup saja eksklusif dikonversi menggunakan teknologi bibit unggul maupun listrik.
“Pengembangan produk kini secara kapabilitas apakah sanggup jadi hybrid, memang bisa. Seperti C-HR, Alphard, Camry, jadi model lain rasanya sanggup kita adopsi,” ujar Soerjo di saat dijumpai di GIIAS 2019, Tangerang, sementara waktu lalu.
Tetapi, konversi jangan dijalankan sendiri atau bareng bengkel langganan. Sebab pembiasaan yang dijalankan terbilang rumit dan berbahaya.
“Penyesuaiannya utamanya pada belahan besi pelindung, kabel, dan hal yang berhubungan dengan baterai lainnya. Mobil listrik itu lebih rentan, korsleting,” ucap pakar Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Sigit Puji Santosa pada peluang terpisah.
Di Eropa sendiri, lanjut dia, masih sering terjadi kendaraan beroda empat listrik yang tiba-tiba terbakar. Setelah dijalankan investigasi, hal itu terjadi lantaran adanya korsleting.
Padahal, kendaraan beroda empat terlihat baik-baik saja awalnya. Melakukan konversi kendaraan beroda empat konvensional ke bibit unggul atau listrik di Indonesia sendiri tolong-menolong diperketat oleh peraturan tentang pantas jalan dan uji tipe. Praktik konversi, masuk dalam klasifikasi modifikasi.
“Peraturan yang ada elektrifikasi mesti uji tipe kembali. Ada syarat mengganti spek dari ICE ke EV (Electric Vehicle), mesti memperoleh nasehat dari APM-nya. Memang juklak (petunjuk pelaksanaan) terkait penyesuaian ini belum ada,” ucap Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Kementrian Perhubungan, Dewanto Purnachandra.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul “Mungkinkah Ubah Mobil Biasa Makara Mobil Listrik?”