Duduk Di Depan Atau Belakang, Mana Lebih Berbahaya Dikala Kecelakaan Mobil?

Duduk di Depan atau Belakang, Mana Lebih Berbahaya Saat Kecelakaan Mobil?

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK – Sebagian orang menggangap dingklik penumpang baris kedua atau ketiga pada kendaraan beroda empat lebih kondusif dibandingkan baris pertama di saat terjadi kecelakaan.

Alasan ini juga yang kerap menghasilkan sabuk keamanan (seat belt) pada dingklik penumpang belakang tidak digunakan.

Tapi dalam kenyataan ternyata tidak demikian. Dilansir dari Autoevolution, untuk menggambarkan pentingnya sabuk keselamatan, dicontohkan di saat kendaraan beroda empat sedang menjalankan deselerasi dari kecepatan tinggi, baik alasannya merupakan mengerem atau meminimalisir gas.

Baca: Bus Sekolah Terguling Akibat Sarat Penumpang

Dalam posisi tersebut tubuh penumpang depan dan belakang disadari atau tidak, dapat terbawa maju ke depan.

Hal ini 10 kali lipat berbahaya jika pengemudi menjalankan hard braking, otomasis penumpang belakang tanpa seat belt akan terpental hingga ke depan.

bahkan tidak menutup kemungkinan dapat hingga menembus beling depan mobil.

Dari hal tersebut muncul penglihatan yang berasumsi masih terlindungi dengan adanya sandaran jok depan di saat terjadi benturan.

Namun ajaran tersebut disanggah oleh studi yang dilaksanakan oleh Insurance Institue for Highway Safety (IIHS) Amerika Serikat. 

IIHS menyampaikan sebenarnya dalam keadaan kecelakaan, penumpang belakang memiliki potensi yang serupa tinggi dengan penumpang di depan.

Dampak fatal tetap dapat terjadi pada penumpang belakang, namun risiko tersebut dapat ditekan dengan menggunakan sabuk pengaman.

Perlu jadi catatan, tidak semua gesekan terjadi dari depan alasannya merupakan potensi benturan dapat tiba dari belakang atau samping.

Baca: Avanza Masuk Jurang, Sopir dan Penumpang Selamat

Keberadaanseat belt berfungsi untuk menahan tubuh di saat terjadi benturan keras, posisi tubuh tetap berada pada jok, tidak terlempar dari jok.

Pernyataan serupa juga telah pernah dikeluarkan oleh National Highway Traffic Administrarion (NHTSA) pada 2016 lalu.

Dijelaskan bahwa 79 persen penumpang meninggal dunia akhir terlempar di saat mengalami kecelakaan dan berujung pada kematian.

Ade Muhammad Arbi dari Defensive Indonesia juga pernah menerangkan terhadap KompasOtomotif, bahwa angka kecelakaan akhir tidak menggunakan seat belt belakang mencakup tinggi meski tidak sebesar penumpang depan. 

Baca: Lagi, Penumpang Bus Aceh Nyangkut di Langkat

“Rata-rata orang meninggal di bab belakang alasannya merupakan terhempas hingga keluar lewat beling depan di saat kendaraan beroda empat gesekan keras di kecepatan tinggi,” katanya.

Tapi ada pula yang terpontang-panting di saat terjadi benturan.

Perlu dikenali penumpang yang tidak menggunakan seat belt belakang di saat terjadi benturan keras akan mengalami efek, menyerupai bola pinball yang memantul dari satu segi ke segi lain,

“Ini cukup fatal dan dapat mematikan,” kata Ade sementara waktu lalu.


Posted

in

by